Selasa, 11 Oktober 2011

Inilah Mental Pemenang dalam Persaingan (Contoh Kasus: Pada Kontes SEO)

Mental Calon Pemenang Kontes SEO Indonesia


Di Indonesia khususnya di dalam dunia maya, sekarang ini sedang marak yang namanya kontes SEO atau kontes blog, mulai dari kontes Pulauweb Web Hosting Murah Indonesia kemudian TEAK 123 best teak garden furniture manufacturer wholesale in Indonesia dan kerajaanhosting Masa Depan Hosting Indonesia Selain itu yang akan segera finish yaitu kontes SEO blogger nusantara yang mengambil keyword Blogger Nusantara Blogpreneur Indonesia serta yang terbaru kontes Bisnis Online Daftar Gratis Bonus jutaan rupiah yang akan berakhir dalam beberapa bulan kedepan.

Melihat banyak kontes SEO blog tersebut saya punya sedikit ketertarikan, yaitu saya suka mengamati blog dan karakter penulis blog yang mengikuti kontes-kontes SEO blog di Indonesia. Pengamatan saya ini sudah saya mulai sejak lama dan menghasilkan kesimpulan bahwa para pemenang kontes SEO itu rata-rata adalah orang yang egois (disamping blognya yang memang bagus).

Lho, kok wahyu winoto bisa bilang pemenang kontes adalah orang yang egois?

Iya, saya punya asumsi begini. Kontes SEO adalah sebuah persaingan, dan persaingan tidak mungkin dapat dimenangkan jika kita tidak egois serta mementingkan keunggulan dirinya sendiri.

Untuk menguatkan asumsi saya, sayapun browsing tentang beberapa karakter pemenang/pemimpin dalam kehidupan manusia. Akhirnya saya menemukan beberapa referensi terpercaya yang menyatakan bahwa : Seseorang yang berkepribadian egois mungkin tak akan populer dalam kehidupan sosial, namun dia akan populer dalam persaingan (termasuk dalam sebuah kontes/kejuaraan). Lebih jauh lagi, jika saya kaitkan dalam dunia kerja, sifat egois akan menjadi bagus di tempat kerja karena memungkinkan Anda menjadi seorang pemimpin. 
Sebuah penelitian menemukan bahwa mereka yang bekerja tanpa pamrih, dengan jenis kepribadian yang paling disukai, dipandang sebagai calon yang kurang menarik untuk menjadi pemimpin dan diabaikan untuk promosi. Kecenderungan mementingkan orang lain dianggap sebagai tanda kelemahan.
Penelitian, dari Kellogg School of Management, Stanford Graduate School of Business and Carnegie Mellon University, itu bertujuan untuk menemukan jenis kepribadian yang berkaitan dengan kepemimpinan, Selasa (11/10).Dalam serangkaian tiga percobaan, peserta ditempatkan dalam kelompok. Para peneliti kemudian menganalisis perilaku merekaHasil menunjukkan bahwa mereka dengan kepribadian ramah memang paling populer di kelompok, tapi mereka juga dianggap lemah atau mudah ditipu. Mereka yang memiliki perilaku yang lebih dominan dan agresif dipandang sebagai kepribadian alpha.Asisten penulis penelitian, Robert Livingston, dari Kellogg School, mengatakan kepada Today.com: "Menjadi egois membuat Anda tampak lebih dominan dan menjadi dominan membuat Anda tampak lebih menarik sebagai seorang pemimpin, terutama ketika ada kompetisi."Pada tingkat bawah sadar, orang berkesimpulan kebaikan sama dengan kelemahan".Dr Livingston percaya bahwa kecenderungan menghubungkan sifat ini dengan kepemimpinan dapat menjelaskan mengapa kita korupsi. "Orang yang lebih cenderung bermoral, baik dan bersosialisasi paling tidak mungkin dipilih untuk peran-peran kepemimpinan," katanya."Itu meningkatkan kemungkinan korupsi dan penyimpangan karena kita punya orang yang salah dalam posisi kepemimpinan."Rob Kaplan, mantan pejabat di Goldman Sachs dan sekarang seorang profesor di Harvard Business School, tidak setuju dengan konsep tentang kepribadian untuk menjadi seorang pemimpin. "Saya tidak percaya bahwa kualitas itu yang membuat orang untuk bekerja sebagai seorang pemimpin," jelasnya.Dia menjelaskan, nilai-nilai yang kuat serta cita-cita yang cenderung membuat mereka berpotensi menjadi pemimpin. "Saya tidak mengatakan Anda harus menjadi pria atau wanita yang baik untuk menjadi CEO, tapi saya pikir Anda harus memiliki integritas, nilai, dan bekerja bersama, memajukan orang," katanya.(Dailymail/MEL).

Demikian hasil penelitian yang dimuat dalam Dailymail awal Oktober 2011 baru-baru ini. Dari hasil penelitian tersebut saya menangkap kesimpulan yang ternyata sesuai dengan asumsi awal saya bahwa untuk menjadi pemenang/pemimpin terkadang sifat egois adalah salahsatu jawabannya.

Memang hal itu mungkin tidak mutlak benar, namun paling tidak dengan adanya hasil penelitian tersebut saya makin yakin bahwa antusias adalah sifat yang bagus (asalkan jangan dilebihkan hingga ke arah egoisme). Egoisme juga mengandung nilai antusias (Meski lebih kearah terlalu bersemangat dan mungkin ingin menang sendiri). Kita harus selalu ingat, walau bagaimanapun kita hidup dalam kehidupan sosial, kita tidak bisa hanya mementingkan diri sendiri apalagi merasa paling jagoan. Sedikit sifat egois dengan dibungkus sifat antusias serta kecintaan pada apa yang kita lakukan hal itu adalah rumusan terbaik untuk sukses dalam persaingan. Paling tidak sementara itulah asumsi saya hingga saat menuliskan ini.

Buat rekan-rekan yang punya pemikiran lain, silahkan berikan tanggapan tentang "Mental Calon Pemenang Kontes SEO Indonesia" melalui kolom komentar, saya akan senang sekali membicarakan hal ini bersama-sama.

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar